
Kere hore, awalnyah hanyalah sebuah ungkapan utk menunjukkan bahwa hobi audio itu tdk identik dgn mahal, kita bisa mendapatkan setup audio (cans/DAP/amp) degan harga kere namun kualitas hore. Kere dalam artian harganyah murah, hore dalam arti kualitasnyah bagus, tidak kalah dengan setup audio yg lebih mahal. Kere Hore... Adalah sebutan bagi mereka yg menginginkan kualitas Hore dalam harga yg ekonomis.
Selama ini hobby audio identik dengan satu kata: Mahal! Nah, istilah kere hore yang dipopulerkan di au, id, tampil sebagai "idiom" baru untuk menggeser paradigma Hobi Audio Identik dgn Mahal.
Spirit utama dari hobi audio - baik itu kere hore mania maupun para fanatik merek2 yang ternama - sebenarnya sama saja: Mencari SQ demi mencapai EARGASM (yang diakui oleh para hobiist tsb tidak ada batasnya). Namun tidak semua orang mampu menikmati hobi tersebut jika mereka sudah berhadapan dengan kenyataan bahwa hobi ini menuntut banyak hal dari kita. Kebanyakan kendalanya adalah keterbatasan budget. Sennheisser misalnya, cans entry level mereka di segmen binaural (PX 80 dan PX 100) masih berkisar di atas harga ratusan ribu. Belum lagi earbud dan IEMnya. Waduh, kalo gitu anak istri saya harus makan apa besok kalau saya mau upgrade cans?
Apakah "kere hore" itu 'aib' bagi hobiist audio? Saya rasa tidak. Kere hore merupakan semangat baru dalam dunia audio, yang dengan natural hendak memberikan solusi bahwa EARGASM mampu dinikmati oleh semua kalangan. Kita-kita ini, para kere hore mania, tidak usah gensi dengan merek "kajol" yang kita gunakan. Soalnya orientasi kita bukan gengsi, tapi SQ dan harga.
Jika anda seorang basshead, misalnya, coba bandingkan Mdisk MD D3 dengan cans2 lain yang seharga beberapa kali lipat di atasnya seperti sonic gear earpump. Mereka yang mencari kualitas bass, pasti senang dengan Mdisk, padahal harganya 4 kali lipat lebih murah.
Anda pasti terkejut jika tahu kenyataan ini. Tidak dapat dipungkiri, bahwa para pemegang trade mark bergengsi, seperti misalnya Sennheiser, Samsung, iRiver, dll, sering memberikan lisensi dan desain prototype bagi pabrikan lain untuk membuat cans mereka secara massal. Lho, apakah mereka tidak bisa memproduksi sendiri? Hmm... bukan gitu, mereka juga menerapkan prinsip ekonomi dalam berdagang. China adalah gudangnya, dimana teknologi sangat berkembang maju, tenaga kerja handal namun dibayar dengan upah yg sangat murah... ! Hayoo... Sandisk Sansa adalah merek dari USA tapi produksinya di china... Samsung pun begitu... Di china, cans2 yang kita kenal sebagai line up dBe namanya Sound Magic lho Di china banyak pabrik2 earphone yang mengerjakan orderan satu atau dua merek terkenal.... disamping merek buatan mereka sendiri - jika pabrik tsb lagi tidak ada order dari para pemegang lisensi.
Nah, merek buatan sendiri inilah yang seringkali berharga murah, tidak terkenal, namun bisa bersaing secara kualitas dengan merek2 yang sudah ada. Atau seringkali, ada merek2 terkenal yang tidak lolos dalam kontrol standar kualitas... itu dia yg dijual mas perfect copy.
Jadi sebenarnya, para produsen tsb juga memiliki prinsip "kere hore" dalam memproduksi barang2 mereka. Bagaimana menekan harga produksi serendah2nya, dan mendapatkan keuntungan setinggi2nya.
Murah tidak selalu berarti murahan. Di luar sana banyak merek2 asing berharga murah yang seringkali lepas dari pengamatan kita tapi kualitasnya tidak boleh dianggap cemen.
Pada akhirnya penilaian akan dikembalikan sama kuping masing2.
sumber: http://goo.gl/Jafoc3
Post a Comment